Puisi
Senja Di Pelabuhan Kecil
Ini
kali tidak ada yang mencari cinta
Di
antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang
serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus
diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis
mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung
muram, desir hari lari berenang
Menemu
bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan
kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada
lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir
semenanjung, masih pengap harap
Sekali
tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari
pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Karya
: Chairil Anwar
TIDAK PERNAH ADA YANG NAMANYA MANTAN SAHABAT
SAHABAT....
KAU
SELALU MENEMANIKU
DI
SAAT AKU SEDIH MAUPUN AKU GEMBIRA
KAU
SEPERTI MATAHARI YANG MENYINARI BUMI....
KAU
SEPERTI ADA DI DALAM JIWA & RAGAKU....
OH
SAHABAT....
AKU
TERPIKIR BILA KITA TIDAK BERSAMA-SAMA LAGI....
JIKA
TUHAN BISA AKU AJAK BICARA....
AKU
PASTI BICARA “OHH....JIKA KAU AMBIL NYAWA
SAHABAT
KU, AMBILAH JUGA NYAWAKU”
JIKA
DI PERINTAHKAN UNTUK MEMILIH PUN AKU PASTI MEMIIH SAHABAT DARI PADA SEORANG
KEKASIH....
SAHABAT....
AKU
BERHARAP KITA TIDAK AKAN BERPISAH LAGI....
MENANGISLAH SOBAT....
TAK
BISA UNGKAP DENGAN KATA APAPUN
INI
MEMANG SANGAT MEMBOSANKAN
INI
BEGITU MELELAHKAN
BAHKAN,
INI SANGAT MENJENGKELKAN
TUBUH
SEAKAN BEKU DALAM BONGKAHAN ES
MEMBEKU
TIDAK TAU KAPAN AKAN MENCAIR
YAA....ITU
BENAR SOBAT
ITU
SEMUA SEPERTI SOROT LAMPU PANGGUNG TANPA PENONTON
MENERANGI
TUBUH DI DALAM KEGELAPAN
TERDIAM
BISU TANPA SENYUM DAN AIR MATA
INI
SANGAT MENYEDIHKAN....
NAMUN....INGATLAH
SOBAT....
KAU
TIDAK SENDIRI
KAU
TIDAK BERDIRI SENDIRI DI KEGELAPAN ITU
TETESKANLAH
AIR MATAMU JIKA HATIMU MERASA TERISAK
BERTERIAKLAH
SEPUASMU JIKA HATIMU MEMANAS
KARENA
ITU LEBIH BAIK KU LIHAT
DARI
PADA KAU TERDIAM KAKU DI BAWAH SOROT LAMPU ITU
BAGAI
SEORANG TOKOH TANPA DIALOG
Priangan
Si Jelita
Seruling
berkawan pantun,
Tangiskan
derita orang priangan,
Selendang
merah, merah darah
Menurun
di Cikapundung
Bandung,
dasar di danau
Lari
bertumpukdi bukit-bukit
Seruling
menyendiri di tepi-tepi
Tangiskan
keris hilang di sumur
Melati
putih, putih hati,
Hilang
kekasih dikata gugur
Bandung,
dasar di danau
Derita
memantul di kulit-kulit
Karya
: Ramadhan K H